Minggu, 13 Desember 2015

Wisata Sejarah : Monjali dan Taman Sari, "Surganya" Raja

Desember ini saya kedatangan tamu. Tamunya sendiri adalah saudara saya. Saudara sepupu saya datang dari Bekasi . Dia bersama suami dan anaknya yang masih berusia 5 tahun. Hari kedua kedatangannya, saya mengajak mereka jalan-jalan ke Taman Sari dan Monumen Jogja Kembali (Monjali).

Taman Sari Jogja
Taman Sari dibangun pada tahun sekitar 1758 oleh Sultan Hamengku Buwono I. Bangunan bersejarah ini memiliki kolam pemandian yang terkenal untuk digunakan mandi para istri, selir, dan putri-putri raja. Untuk menjelajahi wisata ini kita cukup merogoh kocek Rp5000,00 saja. Murah ya? Kalau berkenan menggunakan guide, sudah ada guide yang menawarkan diri di pintu masuk. Saya menawarkan pada sepupu saya agar menggunakan guide, sehingga memudahkan perjalanan selama menjelajahi bangunan sejarah nan indah ini. Perjalanan dimulai dari pintu masuk yang justru adalah pintu belakang istana. Ketika memasuki, kita disuguhi bangunan-bangunan dan ukiran yang sangat indah. Di dalam terdapat kolam renang outdoor yang digunakan mandi para selir dan putri-putri raja. Jumlahnya ada dua. Kolam satu untuk selir raja yang jumlahnya sekitar 40an, sedangkan kolam satu lagi untuk putri-putri raja yang jumlahnya sekitar 85an. Kolam dikelilingi oleh tembok. Disekeliling kolam terdapat banyak ruangan yang difungsikan sebagai tempat ganti baju dan kamar. Disisi kiri kolam (dari pintu belakang) terdapat bangunan yang berjendela. Konon raja selalu mengintip selir-selirnya yang sedang mandi di kolam. Kalau beliau berkenan, beliau akan melemparkan bunga kantil ke selir pilihannya. Selir tersebut kemudian akan mengikuti raja ke ruang ganti dan diajak raja ke kamarnya, hihihi. Hayooo, pada bayangin apa :p . Selengkapnya tentang sejarah Taman Sari ini bisa kalian baca di https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Sari_Yogyakarta .

Monumen Jogja Kembali
Monumen Jogja Kembali juga merupakan tempat untuk wisata sejarah. Di dalam monumen ini terdapat diorama yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting masa lampau saat pahlawan-pahlawan mempertahankan Yogyakarta terhadap serangan Belanda. Untuk menikmati wisata ini, kami mengeluarkan uang Rp34.000 saja. Tiket untuk 3 dewasa @ Rp10.000,00 , sekalian parkir 2 motor Rp4000,00. Kayaknya anaknya sepupuku tidak dimasukan hitungan, hehe. Syukuri aja.

Berminat untuk wisata ke Taman Sari dan Jogja?
Yukkk.. Kapan lagi kita belajar sejarah bangsa kita sendiri.

Terima kasih sudah berkunjung :)

Jumat, 30 Oktober 2015

Cerita "Senin" bagian 2 (habis)

 Senin-ku Sayang..

Akhirnya saya diperiksa oleh bidan. Saya menjelaskan kronologi kehamilan saya sewaktu mulai flek hari sebelumnya. Tanpa berpenjang lebar, bidan menyarankan saya untuk segera ke RS. Beliau menjelaskan bahwa hamil kosong (BO) itu batas waktunya adalah diusia 10 mingguan, di trimester 1. Kalaupun ingin dipertahankan sama saja hasilnya. Perut tetap akan besar, namun tak ada janin/bayinya. Bidan pun menjelaskan banyaknya kasus seperti itu dan akibat fatalnya. Penjelasan bidan ini sangat-sangat detail dan membuat hati saya sedikit mengikhlaskan yang sudah terjadi. Bidan baik ini kemudian menawarkan saya beberapa RS. Dan saya memilih RSKIA Sadewa Babarasari Yogyakarta. Ibu Bidan ini membantu saya tanpa tanggung-tanggung. Beliau pun langsung menelepon teman dokternya yang juga bekerja di RS Sadewa. Namanya Dokter Arief. Mendengar obrolan keduanya, saya sangat senang. Berarti saya tak perlu direpotkan lagi dengan keribetan birokrasi RS.
"Ini saya berikan rujukan ya mbak. Nanti langsung ke bagian UGD dan serahkan surat ini. Bilang juga kalau sudah janjian dengan Dokter Arief" ucapnya setelah selesai deal dengan Dokter Arif.
Alhamdullah ya Allah. Engkau permudah jalan kami. Saya dan suami pun langsung pulang ke rumah untuk siap-siap. Adapun yang perlu kami bawa adalah
- FC KK
-FC Surat Nikah
-FC KTP suami dan istri
-FC Kartu BPJS pasien (saya sendiri)
-FC Surat Rujukan dari Klinik Pratama (saya bawa rujukan dari klinik pratama dan bu bidan)
Selesai menyiapkan surat-surat, saya dibantu suami menyiapkan perlengkapan untuk rawat inap. Saya membawa:
- 2 buah baju (1 kemeja dan 1 kaos)
- 2 celana (panjang dan pendek bahan kain)
- 1 kain jarik
- 5 buah celana dalam
- 3 buah bra
- handuk dan alat mandi
- air mineral botol
- charger
Sebetulnya mau membawakan juga untuk baju suami, tapi suami bilang gampang nanti saja. Ya sudah. Selesai packing kami sempatkan dulu untuk makan siang.

Kami sampai di RS Sadewa pukul 13.30. Kami langsung menuju IGD dan langsung dilayani dengan baik. Hari Minggu itu RS memang cukup sepi, tak seperti hari/waktu kerja. Oleh dokter jaga dan beberapa perawat, saya mulai ditanyai kronologi (lagi) kehamilan saya yang divonis BO. Saya dan suami menjelaskan kembali. Kemudian saya dan suami diberi beberapa lembar kertas berisi pernyataan bahwa bersedia untuk dilakukan tindakan kuretase.
Selesai mengisi surat menyurat pernyataan, saya diminta untuk menampung urin. Kemudian saya mulai diinfus oleh perawat. Kami harus menunggu sekitar 2 jam untuk bertemu dengan dokter Arief.
Saya diminta menunggu di ranjang UGD. Suami minta ijin untuk memberi kabar mama dan orangtuanya. 30 menit kemudian dia kembali dengan mata memerah dan raut muka yang dipaksakan tanpa beban. Saya tahu suami sedih atas kejadian ini. Sayapun juga. Tapi saya sudah bisa berbesar hati untuk menerima ini. Suami belum dapat mengikhlaskan hatinya. Saya terus menggenggam tangannya dan kamipun sama-sama memberi semangat.

Pukul 15.30 saya dibawa ke raungan dokter Arief. Dokter Arief termasuk type dokter yang to the point. Saya diminta tiduran di kasur periksa, sedangkan suami menjelaskan kembali kronologi saya dan vonis BO (hamil kosong) dokter lain. Dokter Arief paham dan segera memeriksa kandungan saya menggunakan USG Transvaginal. Sebuah alat dimasukan ke dalam (maaf) vagina. Dan dimonitor terlihatlah rahim saya. Saya sempat sedikit gembira mendengar penjelasan Dokter Arief. Beliau berkata bahwa saya tidak hamil BO (hamil kosong). Saya hamil dan saya memiliki janin. Berbeda sekali dengan kata dokter yang pertama, yang membuat saya sangat syok! Menurut penjelasan dokter Arief, janin saya tidak berkembang. Janin tidak berkembang di usia sekitar 4-5 minggu. Hanya kantung kehamilannya saja yang berkembang, namun janin tidak. Seharusnya janin berusia 10 minggu, sama seperti kantungnya. Tapi ini tidak karena janin berhenti berkembang diusia 4-5 minggu tersebut. Dokter Arief pun langsung mengambil keputusan saya memang harus dikuret.

Selesai diperiksa Dokter Arief, saya langsung dibawa ke kamar pasien. Fasilitas BPJS dari perusahaan suami memberikan kelas 2. Satu kamar berisi dua ranjang. Kebetulan ranjang sebelah saya memang sudah terisi. Saya tiduran di ranjang dan diminta menunggu perawat untuk memberikan obat. Tak berapa lama perawat datang dan memberikan saya obat berwarna putih namun hanya setengah tablet. Katanya itu obat untuk kontraksi dan nanti efeknya akan mulas-mulas. Saya meminumnya, dan benar saja. 10 menit setelah meminum obat tersebut perut saya mulai nyeri seperti menstruasi namun lebih sakit lagi. Saya terus menahan karena tidak ingin suami sedih melihat apa yang saya rasakan. Suami berada disamping saya, menemani saya. Darah mulai keluar seperti mens. Namun kali ini lebih deras. Rasanya seperti pipis, namun yang keluar darah. Ternyata memang obat tersebut untuk meluruhkan agar janin saya keluar. Rasa sakitnya sungguh luar biasa.

Karena hari sudah hampir gelap, Saya menyuruh suami untuk pulang mandi dan mengambil perlengkapan lain yang dibutuhkan. Dan saat suami pulang itulah rasa sakitnya semakin menjadi. Saya menangis sendiri. Tak tahan rasanya. Sambil menyebut nama Allah, saya terus mencoba kuat menahan efek obat ini. Berkali-kali perawat dan bidan menjenguk saya. Memeriksa apakah janin sudah keluar. Namun tak kunjung keluar. Hanya beberapa jaringan yang keluar. Jaringan yang sudah keluar dimasukkan plastik oleh perawat dan meminta saya untuk menyimpannya. Suami sampai di RS pukul 19.30. Saya disuapi makanan dari RS. Beberapa kali juga suami melihat kondisi saya. Beberapa kali pula suami memanggil perawat ketika saya merasa seperti ada sesuatu yang keluar (maaf) dari miss V. Yang keluar kalau tidak gumpalan darah yang besar-besar atau jaringan itu. Janin yang ditunggu-tunggu tak kunjung keluar. Bidan dan perawat memberitahu saya bahwa ketika janin sudah keluar, rasa mulas nyerinya juga akan berkurang dan hilang. Berkali-kali pula bidan menyuruh saya untuk mengejan agar janin keluar, namun saya tidak bisa (tidak tahu caranya). Salah-salah, malah bisa saja yang keluar yang lain :p .

Pukul 22.30 saya minta ditemani mama saya pipis di kamar mandi. Suami baru keluar untuk beli minum. Mama sudah sampai di RS sejak pukul 21.00.  Mama saya takut sebetulnya. Karena tiap melihat miss V saya yang diubek-ubek perawat, beliau langsung minggir. Tidak tega melihatnya. Oh iya, jadi di ranjang ini saya diberi perlak. Sengaja tidak boleh memakai apapun (kecuali baju) agar bisa dipantau apa saja yang sudah keluar dari miss V. Mama akhirnya berbesar hati membantu saya ke kamar mandi walau akhirnya mundur lagi begitu melihat saya pipis dilantai keluar darah. Dan saat pipis itulah saya merasa ada yang keluar selain gumpalan darah. Ya, janin saya keluar. Bentuknya bulat seperti telur ayam kampung, sebesar itu. Sepertinya janin masih didalam bulatan itu. Mama langsung memanggil perawat. Perawat segera mengambilnya dan beberapa jaringan lain kemudian dimasukan lagi dalam plastik. Betul memang, setelah keluar, rasa nyeri perlahan berkurang.

Suami melewatkan kegentingan itu. Barangkali memang sudah diatur-Nya. Suami pasti sedih lagi melihat calon anaknya. Jangan kira saya tidak sedih. Lebih dari itu. Sudah sedih, masih harus merasakn sakit luar biasa.Tapi saya coba untuk tegar dan ikhlas. Dan setelah janin keluar, saya diminta untuk berpuasa untuk tindakan kuret keeseokan harinya. Saya puasa hari Senin, 28 September 2015 pukul 06.30.

 Senin, 28 September 2015 pukul 12.00 saya dibawa ke ruang operasi. Dokter Anastesi menyodorkan beberapa pertanyaan seputar riwayat penyakit dan sakit. Kemudian saya diberi suntukan melalui infus. Saya masih sepenuhnya sadar, namun lama-lama pandangan seperti akan kabur. 15 menit kemudian Dokter Arief datang, lalu dokter anastesi kembali menyuntik saya. Suntikan itulah yang kemudian tidak menyadarkan saya. Saya sadar kembali pukul 14.00. Ternyata tindakan kuretase tidak memakan waktu lama. Saya tidak merasakn sakit apapun. Mungkin karena efek bius. tapi beberapa jam kemudian memang terasa seperti sakit dibagian perut bawah. Setelah sadar, saya kembali ke kamar pasien. Ditemani mama dan suami. Kemudian suami ke bagian administrasi karena kata perawat saya sudah bisa langsung pulang kalau sudah tidak mual atau pusing. Pukul 16.30 kami pulang. Total untuk kuretase dan inap semalam ini hanya habis 100ribu an, karena ditanggung BPJS. Alhamdulilah ya Allah. Tetap bersyukur. Seandainya tidak ada BPJS, pasti tidak cukup 2juta untuk kuretase ini. Kami memperlakukan Senin layaknya seorang anak. Kami memakamkannya di pemakaman dekat rumah.

Inilah cerita saya. Kita tidak pernah tahu apa rencana Allah. Tapi kita harus tahu bahwa Allah selalu punya rencana yang pasti lebih, lebih, dan lebih baik dari hari ini. Ada hikmah dibalik semua ini. Saya belajar dan mengambilnya bersama suami. Semakin sabar, sayang, dan bersyukur pada Allah.

24 Oktober 2015 ini saya sudah mendapat menstruasi. Itu berarti 28 hari setelah kuret saya sudah subur kembali. Pada kontrol pertama pascakuret (5 Oktober 2015) dokter Arief menyuruh saya agar tes TOXO dan CMV. Setelah tes itu, baru dokter Arief memutuskan kapan saya siap untuk hamil lagi.
Mudah-mudahan saya dalam waktu dekat ini segera diberi kehamilan yang sehat oleh Allah. aamiin..

terima kasih sudah meluangkan untuk membaca tulisan saya :)

Selasa, 06 Oktober 2015

Cerita "Senin" bagian 1

Senin-ku Sayang..


Kabar 10 Agustus 2015 yang lalu membuat kami (saya, suami, dan keluarga) sangat bahagia. Namun dibulan berikutnya kami harus menerima kenyataan bahwa calon anak kami terpaksa dilahirkan lebih awal diusia yang sangat dini. Janin saya tidak berkembang sesuai dengan usia kehamilan. Bulan september minggu ke tiga seharusnya janin berusia 10 minggu, namung ternyata janin saya tidak berumur sama dengan kantungnya. Janin saya meninggal diusia sekitar 4-5 minggu. Diawal kehamilan, saya merasa nyaman dan senang. Disaat teman-teman lain mengalami morning sickness, saya tidak mengalami sedikitpun. Saya sangat bersyukur. Seribu satu yang mendapat kemudahan seperti saya. Setiap hari saya minum susu, makan buah dan sayur, serta istirahat yang sangat cukup. Setiap dua minggu sekali saya ke bidan untuk menerima vitamin dan penguat juga. Demi kesehatann dan perkembangan  si buah hati. Dan tibalah hari dimana saya dan suami membanjiri pipi dengan air mata.

Sabtu, 27 September 2015 ketika saya bangun pagi terasa celana dalam basah. Entah cairan apa yang keluar. Saya kira pipis, tapi bukan. Kalau keputihan, terlalu cair. Bahkan lendir keputihanpun tak ada. Saya pipis seperti biasa. Pagi itu perut terasa kencang seperti nyeri mau mens tapi muncul jarang-jarang. Saya terus berdoa. Sekitar jam 10an saya merasa ada yang keluar dari miss v. Ketika saya cek, ternyata keluar flek coklat. Saya dan suami langsung panik. Suami saya lebih panik dan takut lagi. Usianya memang terpaut agak jauh dengan saya. Diusianya sudah seharusnya ia punya anak seperti teman-temannya. Dan inilah anak yang amat didambakannya. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada kehamilan saya. Kami langsung ke klinik pratama sesuai dengan BPJS dari perusahaan suami. Suami akhirnya ijin untuk mengantar saya ke dokter.

Di klinik pratama oleh dokter kami diberi rujukan ke RS Sadewa Babarsari Yogya. Dengan menggunakan motor, kami melaju pelan ke RS tersebut. Malangnya, kami terpaksa kembali ke klinik pratama untuk minta rujukan RS lain karena di Sadewa kamarnya full, sedangkan untuk kasus flek coklat saya memang harus bedrest di kamar dengan pantauan nakes (tenaga kesehatan). Karena khawatir dengan kandungan saya, saya meminta suami menurunkan saya di suatu mini market yang terasnya berkursi. Suami setuju. Suami juga tak ingin saya kecapekan di motor dan khawatir juga dengan kandungan saya jika medan jalanan kurang bagus. Dengan demikian suami juga akan cepat sampai di klinik pratama untuk meminta solusi lanjutan. Saya menunggu sekitar 20-an menit. Tak lama kemudian suami datang dan menjelaskan bahwa saya dirujuk ke RSI PDHI Kalasan Sleman. Sepanjang jalan tak hentinya saya berdoa agar diberi keselamatan pada janin saya dan saya. Hati saya, bahkan suami saat itu sangat kalut dan sedih. Sampai di RSI saya langsung menuju IGD. Oleh nakes saya diperiksa: tekanan darah  dan flek saya. Kami diminta menunggu dokter kandungan yang akan memeriksa saya. Jadi saya harus menunggu selama 3jam di kasur IGD. Dokternya datang pukul 15.00. Tetap saja molor sampai setengah jam. Yang saya pertanyakan adalah kalau memang IGD itu untuk pasien darurat, kok ya suruh nunggu sebegitu lamanya ya. Bukankah seharusnya langsung ditangani? ah., sudahlah. Pikir saya waktu itu.

Pukul 16.00 saya masuk di ruang dokter. Dokternya laki-laki. Saya langsung diminta berbaring untuk di USG. Saya melihat raut muka dan respon dokter ketika menggoyangkan alatnya diperut saya. Sesekali menggelengkan kepala. Perasaan saya tidak enak melihat responnya saat melakukan USG. Benar saja. Setelah saya kembali duduk bersama suami, berhadapan dengan dokter, dokter pun berkata,
 "Kehamilannya kurang bagus ini. Ini cuma ada kantungnya saja. Tidak ada janinnya. Namanya kehamilan BO. Harus dikuret ini. Mau kuret hari apa?"
Syok sekali saya mendengar kalimat dokter yang rasanya seperti menikam saya berkali-kali dengan pisau. Saya sampai tidak bisa berkata apa-apa. Menahan tangis. Lalu suami saya pun merespon. Menanyakan pada dokter bisakah dipertahankan?
"Kalau mau dipertahankan ya silakan, Nanti saya kasih obat. Tapi saya tidak menjamin lho, kalau habis dikasih obat akan ada janinnya. Saya kasih waktu 3minggu. Kalau ada pendarahan harus dikuret. Sekarang flek coklat. Nanti lama-lama flek merah terus pendarahan. Tapi ya silakan kalau mau dicoba."
Wah, mantap sekali ya penjelasan dokter. Sampai membuat saya menangis begitu keluar dari dokter. Yang saya sesalkan adalah cara penjelasannya. Seandainya lebih halus, barangkali saya tidak akan terlalu menambah kesedihan saya. Dan ucapan itu selalu terngiang sampai kami pulang ke rumah. Total untuk pemeriksaan di RSI 100-an ribu rupiah, Kami tidak mengeluarkan sepeser pun untuk itu karena sudah ditanggung BPJS. Kami memiliki BPJS. Diberikan perusahaan suami. Untuk BPJS ini kami mendapat kelas 2.

Hari minggu pagi, 28 September 2015 kembali saya dan suami berselimut mendung. Bukan lagi flek coklat, tapi saya mengalami flek darah. Masih disertai dengan rasa nyeri seperti haid di perut. Kami pun memutuskan mencari dokter kandungan yang buka praktik. Hasilnya nol. Tidak ada dokter praktik di hari minggu. Kamipun meluncur ke RSKIA Sakinah Idaman, oleh bidan jaga saya di USG dan justru tidak terlihat apa-apa. Saya tetap positif, barangkali karena saat di USG saya belum begitu berkemih. Bidan menyarankan saya datang lagi ke RS tersebut hari Senin agar ditangani spesialisnya-dokter kandungan. Kami pun pulang dengan kecewa dan sedih. Kami ingin ditangani saat itu juga, takut terjadi apa-apa dengan kehamilan saya, janin saya. Hingga akhirnya saya dan suami ribut karena saling berbeda pendapat. Suami mengajak saya ke bidan praktik yang biasanya menjadi langganan kami kalau memeriksakan kehamilan. Tapi saya ngoto menolak karena di papan tulisan tempat praktik si bidan terpampang jelas kalau tidak melayani praktik pada hari minggu. Pada hari minggu yang ada hanya dokter umum. Akhirnya suami nekat ke bidan praktik dan menemui CS nya. Saya menunggu diluar. Tak berapa lama suami menghampiri saya dan mengajak masuk. Kami berdua menjelaskan kronologi dua hari yang penuh kesedihan tersebut. Mbak CS mengatakan bahwa nanti bidan bisa memeriksa saya, karena darurat sekali untuk kasus saya tersebut. Alhamdulilah.. Saya malu dengan suami karena terlalu ngeyel dan egois. Terima kasih suamiku, sabar sekali menghadapiku.

Kami diminta menunggu sebentar, karena bu bidan sedang ada acara di tetangga. Jadi bu bidan ini membuka praktik sendiri di rumahnya. Bidan Praktik Amanah namanya. Di tempat Praktik Amanah ini juga ada dokter umumnya dan dokter kandungan (SPOG) yang datang tiap hari jumat minggu kedua setiap bulan. Lumayan komplit juga. Ada ruang bersalin dan beberapa kamar inap mulai dari yang kelas biasa sampai VIP. Saya pernah bertanya, untuk kamar biasa rawat inap melahirkan 800rb, untuk VIP 1juta. Menerima pasien BPJS juga bidan Praktik Amanah ini.Melahirkan menggunakan BPJS, gratis. Tak berapa lama, saya melihat bu bidan masuk ke tempat praktinya, masih menggunakan pakaian berhijabnya, seperti habis mengaji/pengajian. Tanpa berganti baju, bu bidan langsung menyuruh saya masuk ke ruang periksa.

to be continue.....














Senin, 31 Agustus 2015

Si Strip Merah

Pagi, 10 Agustus 2015, saya digembirakan dengan si dua garis merah.

Alhamdulillah..
14 bulan sudah kami seatap, dan doa atas segala keinginan kami terjawab, termasuk doa dari dua pasang orangtua saya yang sudah tak sabar dipanggil "Uti&Akung".
Dibalik postingan ini, saya hanya mengingatkan agar teman-teman yang belum diberi-Nya tetap sabar dan tak henti berdoa.
Dua garis merah ini juga tak serta merta gratis. Ada usaha tentunya.
Tepatnya muncul saat kami (saya dan si mamas) suatu malam memutuskan utk mengubah "gaya" hidup kami dan berjanji akan memperdalam ilmu agama.
Dan seminggu kemudian, (hari ini, 10/8) diberilah hadiah oleh-Nya. Barangkali atas niat kami tersebut, doa dari keluarga, dan juga dari teman-teman, maka atas kehendak-Nya ini terjadi..

Saya periksa ke bidan sore itu juga. Saya mendapat asam folat Folavit dan Pregnabion untuk penguat kandungan.
Selesai di bidan, saya langsung hunting susu dengan si mamas.
Mudah-mudahan informasi susu ini bermanfaat :)
1. Susu SGM Bunda 150gr rasa strawberry: Rp18.000an
2. Prenagen Emesis 200gr (untuk yang mual) : Rp39.000an
3. Prenagen Mommy 200gr : Rp39.000an
4. Frisian Flag Mama 200gr : Rp34.000an

Sementara itu pilihan saya karena cukup sesuai kantong hehe..
Biasanya saya selang-seling saja untuk pilihan susunya.
Pertama pakai sgm bunda.
Sgm bunda habis, saya beli prenagen.
Prenagen habis beli frisianflag mama.
Alhamdulillah sih tidak mual muntah. Makan dan minum apa saja lancar :)

Sabtu, 22 Agustus 2015

Outbound Pantai Krakal


Juli lalu (2015), seperti biasa keluarga besar Jakarta mudik ke Jogja. Kalau kalian tahu kabupaten Gunungkidul, disitulah tempat tinggal saya. Lebaran tahun ini cukup ramai dibandingkan tahun kemarin. Berhubung banyak anggota, maka dibuatlah agenda acara keluarga.
H+2 lebaran, kami sekeluarga ke Pantai Krakal yg berlokasi di Tepus, Gunungkidul. Pantai ini berdekatan dengan Pantai Slili dan Pantai Sadranan. Kami berjumlah 22 orang, termasuk anak-anak. Sore pukul 15.30 kami berangkat. Beberapa ada yang menggunakan motor karena mobil tidak muat. Kami sampai di lokask sekitar pukul 17.00.
Kami menyewa sebuah villa yang cukup luas. Terdapat 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang keluarga bertikar dengan fasilitas televisi. Tiap kamar terdapat kipas, dan ada 1 kamar ber-AC. Di bagian depan villa terdapat teras dengan kursi santai.
View depan villa adalah Pantai Krakal. Di sepanjang pantai terdapat gazebo-gazebo. Sekitar villa juga terdapat warung makan yg sangat mudah dijangkau.
Oh iya, sewa 1 malam villa ini 2juta (hari lebaran).
Udara sore itu cukup dingin karena musim kemarau. Kami memakai pakaian tebal. Saya kemudian memesan makan malam. Harga makan relatif terjangkau menurut saya. Kami disuguhi pilihan ikan mulai dari 30.000 per kilo sampai yang mahal 70.000 per kilo. Kami pesan ikan tongkol dan ikan apa ya, saya lupa hehe. Totalnya 400rb an untuk 22 orang. Sudah termasuk nasi, lalap, sambal, dan free diantar ke villa tepat pukul 19.00 sesuai permintaan kami. Makanannya cukup enak. Saya cukup puas :D
Malamnya saya menghabiskan waktu bersama saudara-saudara sepupu saya. Kami bermain kartu. Poker dan 41. Tentu ada hukumannya. Dan saya sampai nungging-nunggig gara-gara sering kalah. Jadi, yg kalah jongkok sampai menang. Kalau kalah lagi? Ya nungging, sampai menang. Kalau masih kalah? Berdiri sampai menang :(
Keesokan paginya, saya dan sepupu laki-laki saya bangun pukul 06.00. Kami jalan-jalan menyusuri pantai. Udaranya sejuk dan segar sekali. Kami mampir warung kopi untuk ngopi. Segelas cuma 3000 :) .
Selesai ngopi, kami kembali ke villa untuk mandi dan siap-siap outbound.
Outbound dimulai pukul 08.00. Biaya outbound ini dihitung per orang 50.000. Kami 22 orang x 50.000 = 1,1juta.
Outbound kami terdiri dari 4 games yang melatih kerjasama tim.
Games konsentrasi, puzzle, gambar, dan bola-bola cantik. Seru banget outbound ini. Kami selesai pukul 11.00.
Kalau kalian bingung untuk membuat acara kekuarga, kalian bisa mencoba acara saya ini.
Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat :)

Sabtu, 04 Juli 2015

Resep Bola-bola Cokelat ala Ta Mania

Tips: Resep Bola-bola Cokelat

Hai semua,
Kali ini saya akan bagi tips cara membuat #kuekering . Awal mulanya karena akan lebaran. Saya berpikir untuk berbisnis musiman hehehe ibu-ibu banget yaa..
Jadi saya buatlah kue ini. Inspirasinya teringat waktu jaman kuliah ada mata kuliah kewirausahaan. Saya dan kelompok saya membuat kue ini. Tapi, untuk resep yang saya berikan kali ini agak beda. Langsung saja ya..

Bahan:
Biskuit marrie/regal 2 bungkus
Susu kental manis cokelat 6 bungkus
Dark cokelat compound (DCC) 250 gram

Cara:
1. Hancurkan biskuit. Saya nggak mau ribet hancurin manual. Jadi, biskuit saya remek kasar trus diblender.
2. Sebaiknya biskuit jangan terlalu halus ya blendernya. Kalau sudah, tuang dibaskom dan dicampur dengan susu cokelat tadi sampai adonan lumayan bisa untuk dibentuk bulat-bulat. Kalau kurang, bisa ditambahkan lagi susunya.
3. Cairkan DCC dengan cara di tim. Siapkan panci berisi air, panaskan dalam kompor api sedang. Jangan sampai airnya mendidih besar ya. Nah dipanci itu kasih lagi panci kecil yang diisi sedikit air. Lalu taruh mangkok tahan panas yang sudah diisi potongan DCC.
4. Angkat DCC, biarkan sekitar 1-2 menit agar uap panasnya hilang.
5. Celupkan biskuit yang sudah dibulatkan tadi ke dalam mangkok DCC sampai rata, semua berselimut coklat. Tata dalam loyang.
6. Biarkan dingin. Nanti coklatnya akan mengeras sendiri.
7. Bisa diberi toping mesis, white cokelat, sprinkel,dll.
8. Bola-bola cokelat sip dinikmati.

Selamat mencoba
Semoga bermanfaat :)

Rabu, 24 Juni 2015

Review Hotel di Bali edisi Bolang

Sesuai janji saya, saya akan review hotel waktu ngebolang di Bali beberapa bulan lalu ya.
Jadi waktu itu, tepatnya bulan Januari, satu bulan setelah booking tiket pesawat, kami cari-cari hotel via website.
Beberapa website yang kami coba antara lain: traveloka, booking.com, dan nusatrip. Dari tiga dan beberapa website lain hasil googling, kami lebih jatuh hati pada traveloka.

Di traveloka.com ini kita bisa melihat review tentang hotel. Beberapa fasilitas yang bisa kita lihat di web ini yaitu harga hotel, lokasi hotel, beberapa tempat penting yang deket dengan hotel (bandara, objek wisata dll), keterangan hotel yang cukup lengkap, dan ini yang penting, Diskon Harga :D

Saya mulai cari-cari hotel yang terjangkau secara harga dan jarak ke objek wisata yang ingin kami kunjungi. Karena memang ini trip nekat-nekatan dampet (dana mepet) hihihiii.. Jadi kami cari hotel yang di bawah 200.000 namun fasilitasnya lumayan. So, setelah membandingkan dengan banyak hotel lain yang sama harganya tapi beda fasilitasnya, jadilah kami booking di Next Hotel Tuban.

Next Hotel Tuban, sesuai dengan namanya, terletak di daerah Tuban. Kalau dari Bandara Ngurah Rai hanya sekitar 5 menit. Harga normalnya 250.000 , tapi karena waktu itu saya sedang di jam dan hari, dan pilihan hari yang tepat hehehe per night cuma 160.000
Akhirnya saya booking untuk dua malam. Seharusnya sih tiga malam. Rencana pengen ganti hotel gitu yang deket pantai. Jadi bangun pagi langsung landscape pantai wkwkwk. Akhirnya gak jadi juga karena udah malas bawa-bawa barang di hotel untuk pindahan. Jadi kami booking di Januari untuk pemakaian Maret. Dan malam kedua kami booking lagi semalam via traveloka. Kenapa tidak perpanjang di hotel sekalian?
Hehehe
Jadi waktu malam terakhir kami di hotel, kami ke receptionis dan tanya kalo mau perpanjang biaya berapa. Ternyata kena harga normal, 250.000. Ya sudah, kami mundur teratur trus mikir gampang aja. Booking langsung di traveloka yang super ngirit. Booking malam itu selesai, langsung saya tunjukkan kode booking ke receptionis. Selesai.

Kali pertama sampai di hotel ini sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Sempat sih membaca review hotel ini si traveloka. Ada yang bilang receptionis nya judes. Jadi memang betul. Saya alami, receptionis nya kurang welcome banget. Bahkan lebih ramahan karyawan Indom***t yang kalo kita belanja dikasih senyum ama sapaan hehe. Kebetulan sore itu yang shift cewek. Nggak kagetlah, untung udah baca review sebelumnya. Jadi ya cuek aja sm si cewek jutek ini. Kami tunjukkan print out booking travelokanya dan diminta deposit 50.000. Deposit ini nantinya dikembalikan ke kita waktu check out.

Kami dapat kamar lantai dua. Berbekal automatic card kamar hotel , kami tinggal gesek saja untuk masuk kamar. Sewaktu masuk kamar, sebelah kiri langsung bertemu dengan kamar mandi shower dan berwastafel. Depan kamarmandi tembok berkaca. Nah baru setelah melangkah beberapa kali kami melihat kasur double deluxe. Kasurnya lumayan empuk dan sudah include dengan bedcover. Di depan kasur ada meja kecil lengkap dengan mini kulkas beserta isinya (drink soda, mineral), water heater, dan sepasang cangkir untuk bikin kopi/teh. Kamar kami berhadapan langsung dengan televisi LED di tembok. Lumayan besar inch nya. Dan channel nya world wide.

Disamping meja tadi, ada lemari baju. Lumayan untuk naruh baju selama tiga malam. Untuk bagian lemari yang paling bawah tersedia brankas dengan kode yang bisa kita setting sesuka hati.
Kamar double deluxe ini sudah ada air conditioner nya. Jangan khawatir bakal kegerahan ya. Berfungsi normal juga kok.
Kamar mandi bisa kita setting untuk air dingin maupun hangat. Begitu juga dengan wastafelnya. Wcloset sudah dudukan kok. Dan ada handuk dua buah untuk guest.

Kalau kita turun ke lantai bawah, nanti bertemu dengan meja receptionis yang di depannya ada pintu menuju kolam renang dan ruang outdoor santai.
Tiap pagi kamar juga dibersihkan sama roomboy. Oh ya, untuk hotel dengan pilihan double deluxe ini saya memang tidak memilih yang include breakfast atau pum dinner. Maklum, saya susah bangun pagi. Dan memang sudah fix sama misua menikmati makanan di luar hotel. Biar lebih gregetttt.. hahaha
Fasilitas seperti laundry, delivery food to room, drink, dll ada kok. Lengkap deh ni hotel.

Kalau menurut kami, dengan harga segitu sudah amat cukup fasilitasnya. Karena kami lebih banyak menghabiskan waktu di luar, jadi yang penting untuk kami cuma ranjang yang nyaman, ada air hangat, televisi, dan akses yang mudah.
Yapss.. selesai untuk review hotel yang saya pakai ya. Jadi dengan harga 480.000 untuk tiga malam sudah amat cukup memuaskan bagi kami.

Terima kasih sudah menyempatkan membaca :)

Sabtu, 20 Juni 2015

Bolang ke Pulau Dewata Bali #3

Selasa,
3 Maret 2015
Pagi sekali kami bangun. Mandi dan sarapan pagi di hotel. Saya lalu menyiapkan barang-barang untuk travelling selanjutnya. Yap, agenda kami hari ini ke Garuda Wisnu Kencana a.k.a GWK, Pantai Dreamland, Pura Luhur Uluwatu.
1. GWK
Dari hotel kami menuju arah timur (kalau nggak salah sebut arah) , yang jelas kami mengikuti plang saja hehehee. Google maps? Always on. Perjalanan sekitar satu jam dari hotel. Saya sempat berhenti di swalayan dulu untuk beli sunblock. Kemarin lupa nggak persiapan sunblock, alhasil ni kaki belang bingit disengat si raja siang. Salah saya juga sih begaya pake hotpants segala hahaha.
Perjalanan menuju GWK ini melewati Universitaa Udayana Bali. Kanan kiri banyak pepohonan dan memang di daerah ini cukup sejuk. Sampai di GWK kami parkir dan membayar tiket masuk, 50.000/orang. Oh ya, di pintu masuk loket terpampang papan agenda acara GWK. Komplit sekali ada keterangan jam dan nama acaranya. Waktu itu kami sampai di tkp jam10an. Kami berkeliling disekitar GWK sambil berselfie ria. Nggak ketinggalan foto ama Bang Wisnu . Lagi-lagi kami dicegat sama orang, biasa dikasih beras dijidat trus suruh kasih uang seikhlasnya. Di Bali ternyata banyak tempat untuk sembahyangnya, jadi dimana kita berada dan ada itu, pasti diberasin jidatnya . Tuhan memang hebat, bisa memberikan buah akal dan seni macam ini. Lihatlah, maha karya dari tangan seorang senjman menghasilkan patung-patung besar yang membuat kami berdecak kagum. Suasana di GWK menentramkan hati. Sejuk. Juga dengan tempat seluas ini kami disuguhi musik khas bali. Penasaran sama musiknya? Coba googling aja, instrumen karya Gus Teja.
Berhubung hampir jam11, Kami segera ke Theater untuk menyaksikan Tarian Bali. Kira-kira kami menikmati tarian sekitar 45menit. Tak lupa selfie aama penarinya hehehe. Lalu kami berjalan-jalan kembali dan ke mushola yang memang difasilitasi di GWK ini, sholat dzuhur.
Keluar dari GWK kami memutuskan untuk langsung ke Pura Uluwatu. Kata mbah google maps Pantai Dreamland jauh. Jadi yaaa, apa boleh buat. Kami ke Uluwatu.
2. Pura Luhur Uluwatu
Perjalanan juga cukup jauh ke Uluwatu ini. Sampai di tkp, kami membayar retribusi. Lupa berapanya yang jelas gak sampai 50k kok. kami diberi selendang warna kuning untuk ditalikan di pinggang. Kurang tahu juga fungsinya apa. Hehehe..
Pura luhur Uluwatu ini kayak semacam bukit. Kalau kita masuk di dalamnya, banyak pepohonan, tapi bukan tipe pohon besar sih. Nah disini banyak monyet berkeliaran. Sepertinya monyet disini memang dianggap suci. Saya sempat meliht bapak-bapak membawa rambutan sekarung. Barangkali memang untuk si monyet-monyet.
Kalau kita sudah sampai dipinggiran pura, kita akan melihat laut luas nan indah. Memang saat itu cuacanya cerah. Angin sepoi-sepoi dan sejuk.
Sewaktu kami jalan untuk melihat pura, si mamas tiba-tiba berteriak
"Mas, awas mas. Awas"
Rupanya ada monyet yang mau mengambil kacamata orang. Si monyet gerakannya cepat sekali, sampai korban tidak sadar.
Mamas saya a.k.a suami, tidak tahu kalau yang dipanggilnya itu ternyata turis.hahaha, pantas saja di mas mas nggak respon . Dikiranya suami, dia indo-china. Putih dan sipit soalnya.
Akhirnya saya bilang ke korban untuk ke pusat informasi.
Memang sih ada peringatan untuk hati-hati dengan barang bawaan seperti kacamata, tas, bungkus plastik, dll. Tapi karena disampaikan lewat TOA dalam bahasa Indonesia, pastilah si turis nggak paham. Yaaa sudah..
Dan kami berjalan lebih waspada. Monyet disini galak-galak .
Pukul 14.00 kami keluar dari Pura Luhut Uluwatu. Tujuan kami selanjutnya ke Joger. Katanya belum afdol kalau belum kesini
Di jalan kami sempat berhenti di warung makan halal, yang jual orang jawa timur. Sederhana, kami makan nasi rames. Harganya disini murah. Lauk telur balado sama es teh. Berdua habis 27.000 seneng deh harga segini hahahaa.. Nyesek soalnya kalau inget makan nasi campur di Tanah Lot (baca.kasusnya di post #2).
3. Joger
Yeayyy sampai juga kami di mbah Joger. Unik memang merchandise disini. Pabrik kata-kata. Kalau di Jogja namanya Dagadu. Kami membeli kaos Joger dan sepatu. Sebetulnya nggak pengen beli sepatu. Tapi karena suami pengen, ya sudah. Saya jadi pengen juga deh hahaha. Kaos disini juga standar harganya. Sesuai sama kualitas. Untuk harga 80.000 sudah bisa dapat kaos dengan bahan cotton combed, adem, alus, dan jahitan rapi men. Kami belanja habis sekitar 500.000an.
Ohya, sebelumnya kami di Tanah Lot juga belanja. Disana ada toko oleh-oleh yang murah. Duh, lupa nama tokonya. Sunset apa gitu. Pokoknya disini kaosnya ada yang mulai dari 20k ~ . Tersedia juga macam-macam oleh-oleh khas Bali seperti Pie susu, sabun, aromaterapi, teh, ganci, tas, lilin, dll. Recommended banget kalau mau belanja disini. 2013 lalu saya juga belanja oleh-olehnya disini.
Yap, cukup belanjanya. Kami sampai di hotel sekitar pukul 16.30. Cuma drop barang saja trus langsung ke Pantai Kuta dan Legian.
4. Pantai Kuta
Pantai Kuta ramai banget jam segini. Sayang nggak dapet sunset. Ada sih, tapi kurang waaaahhh. Menurut saya biasa saja. Kalau mau dibandingin sama Pantai di daerah Wonosari, kabupaten Gunungkidul, DIY a.k.a asal saya, hehehe jauh lebih bagus pantai daerah saya.
5. Pantai Legian
Pantai ini sebelahan sama Kuta. Malah kayaknya gak ada batasnya deh. Karena sudah gelap, jadi kami dapet foto siluet hihihiii.. Pantainya juga biasa saja menurut saya. Tetep TOP Pantai Pandawa (baca post #2) .
Kami sampai hotel sekitar setengah tujuh. Kami mandi dan sholat maghrib. Dan packing untuk pulang esoknya. Duh sedih banget, waktu terasa terlalu cepat. Sebetulnya belum puas. Belum ke Dreamland, Lovina, Bedugul, dll. Tapi ya tetap disyukurilah hehehe. Alhamdulilah sudah diberi rejeki dan bisa sampai sini.
Sampai disini yaa trip ke Balinya.
Thanks for reading my post

Selasa, 02 Juni 2015

Bolang Pulau Dewata Bali #2

Senin, 2 Maret 2015
Kami bangun pukul 7 pagi waktu setempat. Nyenyak sekali tidur semalaman. Kami bergegas mandi dan siap-siap untuk petualangan hari pertama. Jauh-jauh hari kami sudah menyiapkan print out objek wisata yang ada di Bali beserta map-nya, jadi sangat membantu sekali saat sudah sampai disini.
1. Tanah Lot
Sekitar pukul 09.00 kami keluar dari hotel menuju objek wisata Tanah Lot. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam dari hotel. Entah itu waktu normal atau tidak hehe. Soalnya kami hanya mengandalkan intuisi, google map, dan plang yang ada. Di Bali ini tidak pelit penunjuk arah. Selalu ada penunjuk arah untuk menuju berbagai objek wisata. Alhamdulillaaaah nggak nyasar .  Kami sampai di Tanah Lot sekitar pukul 11.00. Tiga tahun lalu saya sudah pernah kesini, jd tidak terlalu wow hehe. Masih sama saja. Ada semacam pantai dan pura di tengah laut. Kalau dulu saya tidak dapat melihat pura dari dekat karena airnya pasang. Nah kali ini kami bisa melangkah ke pura walau hanya sampi tangganya saja sih karena pura hanya boleh untuk sembahyang umat Hindu. Sebelum melangkah ke tangga pura Tanah Lot, kami harus mencuci tangan dan muka dengan air. Disitu ada pemangku adatnya. Lalu kami diberi bunga, diselipkan di telinga, dan diberi beras dijidat. Jadi kayak semacam orang india hahaha. Terakhir kami disuruh infak seikhlasnya. Saya kasih 5.000. Oh ya, untuk masuk pura ini kita harus bayar retribusi ya. Saya lupa tiketnya masuknya berapa. Tapi tidak sampi 50.000 kok untuk kami berdua. Menjelang makan siang, kami cari makan di Tanah Lot. Karena low budget, jd kamj cari warung makan yang kelihatan biasa sederhana. Walau pada akhirnya kami membayar luar biasa haha. Kami masuk di warung makan nasi campur. Penasaran aja dengan namanya. Juga warungnya biasa. Eh ternyata nasi campur itu kalo di Jogja namanua nasi rames. Nasi dikasih lauk dan sayur. Kami minta dua macam sayur dan lauk telur serta dua es teh. Tet tooottt.. abis 60.000 . Bentuk warungnya kayak warung padang yg tersebar di jogja kok. Tp mahalnya mungkin karena di objek wisata. Tetep saya masih heran aja hehehe.. nasi rames a.k.a nasi campur harganya 25.000/porsi lauk telurrrrr.
2. Museum Bali
Awalnya kami pengen ke lokasi yang terkenal dengan Tragedi Bom Bali. Tapi di jalan nyasar sampai museum Bali. Nggak rugi kok. Kami mendapat pengetahuan disini. Museumnya cukup luas. Kira-kira ada tiga blok. Setiap blok ada rumah tradisionalnya. Nah dalam rumah itulah ada banyak barang-barang yang dilindungi hehehe. Ada uang bali jaman dulu, boneka pakai baju adat, cerita leak, dan lain-lain. Oh ya, kami masuk secara gratis. Ada sih pos informasi dan pembayaran. Tapi pas kami lewat pintu tidak diberhentikan tuh. Jadi yaa, gratis hihihiii #janganditiru
3. Pantai Pandawa
Tujuan selanjutnya ke Pantai Pandawa bersama saudara sepupunya suami. Kami berangkat pukul 16.00 waktu setempat setelah dari museum. Pantai Pandawa ini cukup jauh. Perjalanan sekitar 45menit dari hotel. Tapi, luuuuaaaaaarrrrr biiiiiaaaassssaaaa. Bagussss banget sepanjang jalan mendekati pantainya. Kanan kiri kami tebing tinggi. Tebing itu dibentuk sedemikian rupa dan dibuatlah patung beeeessssaaar dewa-dewa umat Hindu. Pantainya juga bagus. Pasirnya putih. Sebenarnya pengen lihat sunset, tapi karena sudah hampir pukul setengah tujuh, kami pun pulang. Oh, setengah tujuh di Bali seperti jam setengah limanya Jogja hihihii masih merasa aneh aja.
Sampai di hotel saya langsung berenang. Kebetulan hotel ada kolam renangnya.
Selesai berenang, mandi, sholat, dan makan (mie) kami langsung merebahkan badan sambil nonton tv. Enought for today

Senin, 18 Mei 2015

Bolang ke Pulau Dewata Bali #1

Desember 2014 yang lalu iseng-iseng buka website maskapai penerbangan. Waktu itu website air asia lagi promo Aniversary.  Flight ke Singapore murmer, cuma seratua ribu. Tapi, setelah dihitung-hitung dan perhitungan lainnya, akhirnya saya memilih untuk lokal wisata aja. Jadilah, saya booking untuk ke Bali, dua orang bersama misua. Katakanlah late honeymoon.
Bulan desember booking tiket untuk PP sebesar 1.200.000
Booking hotel di bulan januari di Next Hotel Tuban (5menit dari bandara) sebesar 480.000 (3 malam)
Hari minggu 1 Maret 2015 kami dari Jogja menuju bandara Adi Sumarmo Solo pakai motor. Kenapa nggak dijogja? Karena promo flight ini lebih murah kalau berangkat dari Solo .
Perjalanan ke Solo isi bensin habis 25.000 . Motor kami parkir di bandara sekalian diinapkan. 3 malam inap habis 60.000.
Yap, pukul 12.55 WIB kami terbang menuju Pulau Dewata dan landing di bandara Ngurah Rai pukul 15.05 WITA,  waktu setempat. Oh ya, tax bandara di Solo 40.000.
Agar lebih leluasa jalan-jalan, kami booking sewa motor satu bulan sebelumnya di mas Bayu Triphoria. Silakan googling untuk jasa ini. Saya rekomendasikan sekali.
Setelah menunggu sekitar 30 menit kami pun bertemu dgn anak buahnya mas Bayu ini diparkiran bandara. Dan kami langsung bayar untuk 4hari sebesar 240.000. Cusss menuju hotel Next Tuban untuk drop ransel, ashar, dan istirahat sebentar
Sekitar pukul 17.00 waktu setempat kami keluar dari hotel dan iseng aja jalan-jalan. Ternyata Pantai Kuta dan Legian cukup dekat dari hotel. Tapi booookkk, rame macet sekali jalannya. Tak lama kami jalan-jalan trus langsung balik hotel lagi untuk maghrib. Maghrib disini hampir pukul 19.00 , sempat kaget sih. Karna kalo di Jogja jam segitu udah waktu isya .
Selesai magrib kami langsung cauuu lagi nyari makan malam. Sepanjang jalan memang banyak warung babi sih, hehehe. Jadi kami berhenti di lesehan semacam pecel lele. Yang jual orang Jawa Timur, kalai nggak salah waktu ngobrol si bapak bilang orang banyuwangi. Kami makan habis sekitar 28.000an.
Si mamas punya saudara yang kerja di Bali. Tanpa rencana apapun, kami memutuskan untuk mampir. Kira-kira 20-30an menit ke Denpasar.
Pukul 10 malam kami sampai di hotel lagi, isya, dan tidurrrrr..
Review hotel dan wisata yang kami kunjungi akan segera saya post ASAP..

My Pregnancy (9) ~ 24 Agustus 2018 #bukanpreeklamsia

Jumat, 24 Agustus 2018 Hari ini sebenernya cuma rencana buat kontrol ke bidan aja. Tp realita berkata lain. Pagi menjelang siang, usai b...